Beras merupakan bagian dari bulir padi yang disebut gabah yang telah dipisahkan dari sekam. Sekam ini yang biasa juga disebut jawa merang secara anatomi juga disebut sebagai “palea” (bagian yang ditutupi) dan sebaliknya “lemma” (bagian yang menutupi). Pemprosesan Padi setelah dipanen berlangsung secara beberapa tahap, salah satu tahapnya adalah gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. bagian isi ini berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, ini yang disebut dengan beras.
Kandungan Beras
Sama seperti dengan bulir “serealia” yang lain, sebagian besar beras didominasi oleh “pati” (sekitar 80%-85%). Pada bagian Aleuron yakni lapisan terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pimisahan kulit mengandung vitamin, selain itu dalam beras juga terdapat kandungan protein, mineral dan air.
“Pati” beras disusun dari dua “polimer karbohidrat” yakni:
- “Amilosa”, pati dengan struktur tidak bercabang
- “Amilipektin”, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket
Nah dari dua komposisi diatas tersebut menentukan warna dari beras apakah transparan atau tidak dan tekstur dari nasi apakah lunak, keras, lengket atau pera. Beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% dari yang lain dan ini membuat butiran nasinya terpisah-pisah (tidak berlekatan) dan keras.
Beras juga memiliki ragam warna yang berbeda-beda, hal ini diatur dari struktur genetikanya, dengan adanya perbedaan gen yang mengatur aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia (yakni tempat sebagian besar pati dan protein beras berada). Beberapa warna beras yakni:
Sumber: Wikipedia
Kandungan Beras
Sama seperti dengan bulir “serealia” yang lain, sebagian besar beras didominasi oleh “pati” (sekitar 80%-85%). Pada bagian Aleuron yakni lapisan terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pimisahan kulit mengandung vitamin, selain itu dalam beras juga terdapat kandungan protein, mineral dan air.
“Pati” beras disusun dari dua “polimer karbohidrat” yakni:
- “Amilosa”, pati dengan struktur tidak bercabang
- “Amilipektin”, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket
Nah dari dua komposisi diatas tersebut menentukan warna dari beras apakah transparan atau tidak dan tekstur dari nasi apakah lunak, keras, lengket atau pera. Beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% dari yang lain dan ini membuat butiran nasinya terpisah-pisah (tidak berlekatan) dan keras.
Beras juga memiliki ragam warna yang berbeda-beda, hal ini diatur dari struktur genetikanya, dengan adanya perbedaan gen yang mengatur aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia (yakni tempat sebagian besar pati dan protein beras berada). Beberapa warna beras yakni:
- Beras “biasa” yang berwarna putih agak transparan, hal ini disebabkah karena hanya memiliki sedikir aleuron, dan kandungan amilosa yang sekitar 20%. Beras inilah yang mendominasi pasar beras kita di tanah air.
- Beras merah terjadi karena aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah/ungu.
- Beras hitam, tipe beras ini sangat jarang dan langka, warna tersebut diseabkah aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu sangat pekat mendekati warna hitam.
- Beras ketan, beras ini berwarna putih namun tidak transparan seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
- Ketan hitam, nah yang ini merupakan versi ketan dari beras hitam.
Sumber: Wikipedia